Selasa, 21 Juni 2016

Chocopel

Chocopel adalah coklat rasa apel.

Apel dipilih demi menonjolkan ikon Kota Batu yang menjadi lokasi Rumah Cokelat, tempat produksi chocopel berada. Didirikan pada 2013 oleh Hadiyan Izzaturahman, mahasiswa jurusan kimia  Universitas Brawijaya, produk ini semula memang hendak menyasar potensi Batu sebagai kota wisata di Jawa Timur.
Meski terhitung baru saja berdiri, produksi cokelat Chocopel sudah lumayan banyak. Dalam sehari mereka memproduksi cokelat hingga 300 pieces. Tentu volume produksi makin banyak jika pesanan yang datang berlipat.
“Satu bulan bisa produksi hingga 2.400 pieces,” kata manajer produksi chocopel, Ria Sukarsih Pujiastuti (20).
Uniknya, di setiap kemasan chocopel tertera kalimat-kalimat lucu. Simaklah beberapa tulisan di pembungkusnya seperti: ‘Pilihlah Aku Jadi Coklatmu’, ‘Apel ke Rumahmu Bawa Cokelat, Kuharap Cintamu Makin Melekat’, ‘From Batu With Love’, dan lain-lain.
“Setiap hari kita memikirkan kata-kata itu. Setiap hari karyawan disini harus punya kata-kata,” ujar Asih. Selain menugaskan karyawan menyiapkan-kalimat-kalimat yang akan dicantumkan di pembungkus, pelanggan juga bisa memesan produk dengan kalimat-kalimat sesuai keinginan.
Chocopel mempekerjakan 5 karyawan dengan tugas-tugas berbeda seperti mendesain produk, mengolah cokelat, hingga pengemasan. Mereka mengolah bahan cokelat dari beberapa daerah di sekitar Jawa Timur. Sedangkan apel diperoleh dari Kota Batu yang jumlahnya memang melimpah.
Produk cokelat yang ditawarkan terdiri dari berbagai rasa. Misalnya dark originalgreen tea, danstrawberry, dalam ukuran kecil dan besar.
Harga yang ditawarkan untuk satu batang cokelat berbeda tergantung ukuran. Untuk ukuran kecil Rp 11.000, ukuran besar Rp 23.000. Bagi mereka yang memesan dengan desain kalimat sendiri, harganya ditambah Rp 10.000.
Chocopel kreatif mempromosikan produknya lewat berbagai cara. Mulai dari penyebaran brosur, pengenalan melalui media sosial dan web pribadi, juga melalui agen-agen resmi yang tersebar di sekitar Kota Malang dan Batu.
“Kita ada 24 agen resmi. Kita menawarkan langsung ke mereka. Namun ada juga yang memintanya langsung ke kita. Biasanya kita mengirim dalam bentuk boks. 1 boks berisi 100pieces,” ujar Asih.
Menurut Asih, satu boks chocopel normalnya habis dalam satu minggu. Permintaan paling ramai pada bulan Desember hingga Februari dan hari-hari libur. Pada saat-saat itulah persediaan chocopel cepat ludes.
Berkat kreativitas memproduksi chocopel, omzet bisnis yang dimiliki anak-anak muda ini bisa mencapai Rp 45-60 juta setiap bulan. Bahkan pada saat-saat ramai nilainya bisa sampai Rp 80 juta.
Kini produk chocopel telah menjangkau pasaran di luar pulau Jawa seperti Palembang, Maluku, dan Bali. “Konsumen Batu banyak. Kalau luar kota paling banyak itu Jakarta sama Jember. Pernah juga ke Semarang. Pernah satu toko ini dijual ke Semarang semua,” katanya.
Banyak juga konsumen yang datang langsung ke tempat produksi di Batu. Di sana mereka berkesempatan melihat  langsung proses produksi chocopel
Untuk mendapatkan chocopel dengan berbagai ukuran bentuk, bisa ke Deduwa. Disana banyak pilihan kemasan dan oleh - oleh lainnya.
Pilihan Chocopel di Deduwa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar